Kolaborasi PLN Peduli dan YBM PLN Tanggap Darurat Covid 19 di Jawa Timur
Surabaya – Tanggap darurat Covid-19, PLN Peduli dan YBM PLN UID Jawa Timur berikan bantuan Alat Pelindung Diri (APD), masker, desinfektan, dan handsanitizer kepada tenaga kesehatan melalui Yayasan Bangun Sehat Indonesiaku (YBSI), Selasa (21/04). Bantuan ini berupa 100 psc baju APD, 200 pcs gloves, 100 pcs masker medis, 2000 masker medis, 500 face shield, 5 alat semprot disinfektan, 150 sepatu boat medis, 15liter handsanitizer.
Penyerahan bantuan diwakili oleh Senior Manager General Affairs, A Rasyid Naja, Ketua YBM PLN UID Jawa Timur, Imam Asrori kepada Ketua Umum YBSI, Virly Mavitasari. Dalam sambutannya, A Rasyid Naja menyampaikan keprihatinannya serta duka yang mendalam atas penyebaran pandemi Covid-19. “Hari ini PLN Peduli dan YBM PLN UID Jawa Timur menunjukkan perhatian dan dukungan penuh kepada tenaga medis yang merupakan garda terdepan penanganan Covid-19. Kedepannya kami akan terus konsisten menggiatkan kegiatan ini di berbagai wilayah Jawa Timur lainnya,” terangnya.
YBSI akan mendistribusikan secara bertahap kepada tenaga kesehatan di beberapa rumah sakit dan puskesmas di Surabaya diantaranya Rumkital Marinir Ewa Gunung Sari Surabaya, Rumkital Oepomo Lantamal V Surabaya, Rumah Sakit Paru Wonokusuma, Dinkes Koarmada 2 Surabaya, Puskesmas Menganti Gresik, Puskesmas Perak Timur, Puskesmas Krembangan.
Menyikapi dengan positif, Founder YBSI, Hisnindarsyah mengucapkan terimakasih dan apresiasi kepada PLN. “Dengan setulus hati, mewakili YBSI kami haturkan terima kasih atas dukungan yang luar biasa dari PLN Peduli dan YBM PLN UID Jawa Timur. Semoga bantuan ini dapat bermanfaat dalam penanganan virus Corona di Jawa Timur,” imbuhnya.
YBM PLN UID Jawa Timur terus berkomitmen membantu pemerintah khususnya di Jawa Timur untuk ikut berperan dalam pencegahan penyebaran covid-19 melalui beragam upaya. Tak hanya itu, YBM PLN pun akan terus konsisten berikan layanan optimal dan menjaga keandalan pasokan listrik demi kenyamanan seluruh masyarakat di tengah pandemi.
