image description

YBM PLN Bantu Dhuafa Korban Kecelakaan Tabrak Lari



Surabaya - Yayasan Baitul Maal (YBM) PLN UID Jawa Timur berkerjasama dengan YBM PLN UP3 Surabaya Barat membantu seluruh biaya Rumah Sakit dhuafa atas nama Sutatik (53th) korban kecelakaan tabrak lari dengan total sebesar Rp20.852.059,- Penyerahan secara simbolis ini dilakukan oleh amil YBM PLN UID Jatim Rendy Rizky dan amil YBM PLN UP3 Surabaya Barat Galih Kurnia Sanjaya dirumah dhuafa, Jl. Girilaya gg.1/23 Rt.01 Rw.08 Kel. Banyu urip Kec. Sawahan, Surabaya, Kemarin (05/08).

Sutatik merupakan janda anak dua, Yudi (21th) dan Sukma (19th) mengalami kecelakaan tabrak lari di zebra cross simpang empat banyu urip atau sekitar bawah jembatan layang diponegoro, saat hendak menyebrang ke arah pasar kembang guna untuk membeli sebungkus nasi goreng, na'has beliau ditabrak kendaraan roda empat, yang mengakibatkan kaki kiri patah dan kepala bocor. Kejadian ini terjadi pada hari Senin (27/07) sekitar pukul 23.00 WIB.

Sukma yang merupakan anak kedua dari Sutatik gelisah atau merasakan hal sesuatu yang terjadi pada ibu nya. Lalu sukma keluar memakai sepeda motor untuk mencari ibunya. Sekitar 300 meter dari rumah sukma melihat ada kerumunan orang lalu sukma mendekat. Qodarullah sukma melihat ternyata yang dikerumuni orang banyak itu ibu nya yang sudah tak berdaya. Kemudian Sutatik dibawa warga girilaya 1 ke RSUD DR Soetomo untuk dilakukan pertolongan pertama, kepala yang bocor dijahit dan dipasang gips pada kaki kiri yang patah.

Keesokan hari nya keluarga memutuskan untuk pulang kerumah karena memikirkan biaya. Setelah itu YBM UP3 SBB datang survei dan langsung ditindak lanjut, lalu dibawa Sutatik ke RS. Siti Khodijah menggunakan mobil ambulance YBM PLN untuk dilakukan Operasi kaki yang patah. Alhamdulillah Setelah 4 hari di RS Siti Khodijah Sutatik boleh pulang lanjut rawat jalan oleh pihak RS.

"Terima kasih YBM PLN dan para muzakki atas semua bantuan yang telah diberikan kepada saya, saya tdk dapat membalas apa- apa, Semoga Allah yang akan membalas semuanya", Ujar Sutatik

Share:
    blog comments powered by Disqus
loader